DomaiNesia

Awasi Keluarga: Teman Sebaya Dominasi Awal Penggunaan Narkoba di Sumbar

hanya-2-persen-dari-pengedar,-pecandu-narkoba-berawal-dari-pemberian-teman
Hanya 2 Persen dari Pengedar, Pecandu Narkoba Berawal dari Pemberian Teman
www.domainesia.com

Padang – Fakta mengejutkan terungkap, pertemanan menjadi pintu masuk utama penyalahgunaan narkoba di Sumatera Barat. Hal ini terungkap dalam sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2018 tentang fasilitasi pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, yang berlangsung di sebuah restoran di kawasan Kuranji, Selasa (26/8).

Wakil Ketua DPRD Sumbar, Evi Yandri Rajo Budiman, bersama Kepala Bidang Ideologi Wasbang dan Karakter Bangsa, Kesbangpol Sumbar, Donny R Saputra, menekankan pentingnya peran aktif keluarga dan lingkungan dalam mengawasi pergaulan. Donny R Saputra menjelaskan, berdasarkan hasil kajian, mayoritas pengguna narkoba, mencapai 88 persen, pertama kali mengenal barang haram tersebut dari teman. “Ini sudah merupakan bukti kajian penelitian. Sebanyak 88 persen itu mereka diajak atau diberi teman, lalu gunakan narkoba dan kecanduan. Hanya 2 persen yang dari pengedar. Sisanya dari apotik atau toko obat yang disalahgunakan,” jelasnya.

Evi Yandri menambahkan, bahaya narkoba tidak lagi mengenal usia, bahkan telah merambah anak-anak sekolah dasar. “Bahkan sudah banyak kasus yang menjadi memakai narkoba itu anak SD. Pelajar SMP dan SMA lebih banyak lagi. Termasuk orang dewasa,” ungkap Evi Yandri. Ia juga menyoroti semakin beragamnya jenis narkoba yang beredar, termasuk dalam bentuk makanan dan minuman.

Donny R Saputra menegaskan, pemberantasan narkoba adalah tanggung jawab bersama. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk proaktif mengawasi keluarga dan lingkungan sekitar. “Saya mengajak semua pihak untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk ikut mencegah penyalahgunaan narkoba. Awasi anggota keluarga atau bisa tempel pamflet atau untuk lembaga bisa sosialisasikan. Bukan hanya pemerintah, semakin banyak yang ikut serta maka tentu akan bermanfaat,” imbaunya.

Rival, seorang penyintas narkoba berusia 14 tahun asal Pasaman, turut hadir dan berbagi pengalamannya. Ia mengaku pertama kali menggunakan narkoba saat duduk di kelas 6 SD karena pengaruh teman. “Pertama kali saya pakai ganja waktu kelas 6 SD. Dikasih teman. Lalu ada lagi sabu, juga dikasih teman. Lalu saya mencuri motor hp, untuk dipakai saja. Tidak dijual,” tuturnya.

Evi Yandri menjelaskan, saat ini Rival tengah menjalani rehabilitasi setelah sebelumnya sempat dipasung oleh orang tuanya akibat masalah kejiwaan. “Inilah mengapa mereka kita sebut pasien, perlu direhabilitasi agar lepas dari narkoba. Jangan disembunyikan atau ditutupi. Kecuali mereka pengedar, itu lain cerita,” terangnya. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan anggota keluarga yang membutuhkan bantuan rehabilitasi.

Sebagai bentuk komitmen, Evi Yandri aktif menjalin kerjasama dengan Yayasan Pelita Jiwa Insani (YPJI) dalam upaya membantu masyarakat terbebas dari jerat narkoba melalui program rehabilitasi. YPJI menyediakan tenaga medis profesional untuk proses rehabilitasi yang berlokasi di Gunung Sarik Kuranji.