PASAMAN – Dedikasi seorang bidan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menjadi sorotan publik setelah aksinya menembus sungai demi melayani pasien viral di media sosial. Bidan Dona, yang bertugas di Puskesmas Simpang Tonang, rela mempertaruhkan keselamatan dirinya demi menjangkau seorang pasien TBC aktif di Jorong Sinuangon, Nagari Cubadak Barat.
Terlepas dari jembatan penghubung yang terputus beberapa hari sebelumnya, Dona tetap bersemangat. Dengan membawa tas berisi perlengkapan medis, ia menuruni tebing curam dan menyeberangi derasnya Sungai Batang Pasaman yang lebarnya mencapai 18 meter. Setelah berhasil menyeberang, ia melanjutkan perjalanan sejauh 27 kilometer menggunakan ojek untuk sampai ke kediaman pasien.
Dona menjelaskan, sebagai seorang tenaga kesehatan, ia merasa terpanggil untuk mengecek keadaan pasien yang telah mengonsumsi obat selama sepuluh hari namun belum menunjukkan perkembangan berarti. “Sebagai tenaga kesehatan, saya merasa terpanggil. Pasien ini menderita TBC aktif dan sudah mengonsumsi obat selama sepuluh hari. Meski sebelumnya sudah dikunjungi bidan desa, ia ingin saya datang langsung untuk memeriksa kondisinya,” jelasnya.
Dengan segala keterbatasan dan bahaya yang ada, Dona menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan yang optimal. “Apapun risikonya, saya harus memastikan pasien mendapatkan pelayanan terbaik. Ini panggilan hati,” tegasnya.
Kepala Puskesmas Cubadak, dr. Gusti Amrita, menyampaikan rasa bangganya atas pengabdian Bidan Dona. Menurutnya, tindakan berani tersebut adalah perwujudan nyata dari pelayanan kesehatan yang humanis. “Langkah berani Bidan Dona adalah wujud nyata pelayanan kesehatan yang humanis dan berdedikasi. Ini mencerminkan komitmen kami untuk terus hadir bagi masyarakat, meski di tengah keterbatasan fasilitas,” ungkap dr. Gusti Amrita.
Aksi Dona yang direkam oleh warga dan menjadi viral di media sosial menuai pujian dari masyarakat luas. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan perjuangan para tenaga kesehatan di daerah terpencil, yang bekerja dengan semangat kemanusiaan di tengah minimnya infrastruktur, termasuk kondisi jembatan putus di Sungai Batang Pasaman yang mempersulit mobilitas warga.