Solok – Kabupaten Solok kini menjadi sorotan utama Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) dalam upaya mengembangkan ekosistem digital bagi sektor pariwisata dan UMKM di Sumatra Barat. Langkah strategis ini merupakan wujud komitmen perusahaan telekomunikasi tersebut untuk memperluas jangkauan konektivitas digital sekaligus meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan di seluruh wilayah Sumatra.
Hingga tahun ini, Indosat telah meningkatkan kapasitas jaringan 4G di lebih dari 1.000 Base Transceiver Station (BTS) yang tersebar di berbagai wilayah Sumatra Barat, termasuk area perkotaan dan pedesaan seperti Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, dan Solok. Ekspansi jaringan ini bertujuan untuk meningkatkan pengalaman digital masyarakat dalam berbagai aktivitas, mulai dari streaming video hingga komunikasi sehari-hari.
Pemilihan Kabupaten Solok sebagai fokus pengembangan didasari oleh potensi wisata alam yang dimilikinya, seperti Danau Singkarak, Bukik Cambai, serta agrowisata di kaki Gunung Talang. Selain itu, Solok juga memiliki warisan budaya yang kaya, salah satunya adalah Batik Salingka Tabek, batik tulis bermotif khas yang merepresentasikan kearifan lokal Minangkabau.
Guna mendukung potensi tersebut, Indosat memperkuat jaringan 4G di sejumlah titik strategis seperti Pasar Sumani, Alahan Panjang, Nagari Tabek, serta berbagai sentra UMKM dan destinasi wisata lainnya. Upaya ini dilakukan untuk membantu pelaku usaha lokal memanfaatkan teknologi digital dalam memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
EVP – Head of Circle Sumatra Indosat Ooredoo Hutchison, Agus Sulistio, menyampaikan bahwa kehadiran Indosat tidak hanya sekadar menyediakan koneksi, tetapi juga membawa harapan bagi pertumbuhan UMKM lokal seiring dengan perkembangan sektor pariwisata. “Sebagai bagian dari komitmen Indosat dalam memberdayakan Indonesia, kami hadir tidak hanya membawa koneksi, tetapi juga membawa harapan agar UMKM lokal dapat tumbuh bersama sektor pariwisata. Solok memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, dan kami ingin mendukung potensi itu agar semakin berkembang di era digital,” ujarnya.
Salah satu pelaku UMKM yang merasakan dampak positif dari penguatan jaringan ini adalah Yusrizal, pendiri Batik Salingka Tabek yang berlokasi di Sawah Parik, Desa Bawah Duku, Kecamatan Koto Baru. Yusrizal mengungkapkan bahwa koneksi internet yang lebih stabil serta pelatihan digital yang ia ikuti telah membantu peningkatan penjualan secara daring, sekaligus memperbaiki layanan pelanggan melalui platform komunikasi berbasis internet.
“Batik Salingka Tabek kami pasarkan sebagian besar secara online. Kami juga bekerja sama dengan agen perjalanan lokal untuk menjual batik sebagai oleh-oleh khas Solok. Wisatawan dari Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, hingga Singapura pernah datang langsung ke workshop kami untuk membeli batik,” imbuh Yusrizal.
Batik Salingka Tabek menampilkan motif-motif khas Kabupaten Solok seperti Bareh Solok, Rumah Gadang Usang, Burung Makan Padi, Masjid Tuo, hingga budaya Jawi-Jawi. Hingga kini, Yusrizal telah mematenkan 16 motif batik tulis, yang semuanya ia kembangkan secara otodidak melalui pembelajaran daring dan eksplorasi budaya lokal.
Penguatan jaringan Indosat di kawasan ini tidak hanya dirasakan oleh Yusrizal. Penjualan melalui media sosial meningkat, kolaborasi dengan komunitas kreatif lokal mulai terbentuk, dan peluang kerja baru bermunculan, khususnya di sektor ekonomi kreatif berbasis budaya.
Komitmen Indosat untuk Sumatra Barat tidak hanya terbatas pada pembangunan infrastruktur digital. Lebih dari itu, Indosat berupaya menghadirkan solusi yang inklusif dan memberdayakan, dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra utama dalam pertumbuhan. Indosat percaya bahwa kemajuan teknologi dapat berjalan beriringan dengan penguatan ekonomi lokal dan pelestarian budaya.
Melalui inisiatif seperti di Solok, Indosat berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ekosistem wisata dan UMKM berbasis komunitas di Sumatra Barat. Fokus Indosat tidak hanya pada konektivitas, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan ekonomi kreatif di era digital.