PULAU PUNJUNG – Proyek perbaikan jalan yang tak kunjung usai di jalur Lintas Sumatera Kilometer 3, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, memicu keluhan warga. Kabut debu jalanan yang beterbangan mengganggu aktivitas sehari-hari dan merugikan para pedagang di sekitar lokasi.
Debu yang berasal dari material koral, pasir, dan tanah proyek perbaikan jalan, menyebabkan terbatasnya jarak pandang bagi pengemudi dan pejalan kaki. Kondisi ini juga berdampak langsung pada penurunan pendapatan para pedagang.
Wid, seorang pedagang di sekitar lokasi, pada Kamis (7/8/2025) mengungkapkan dampak kabut debu terhadap usahanya. “Sudah dua hari ini warung kami sepi pengunjung akibat kabut debu. Hal ini jelas membuat jual beli kami menurun dan merugi,” ujarnya.
Wid berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan cepat untuk melakukan pengaspalan. “Tiap sebentar kami harus membersihkan debu yang menempel di meja, kursi dan dagangan. Hanya hitungan menit debu sudah nempel lagi,” pungkasnya.
Aser, seorang pengguna jalan, turut menyampaikan keluhannya terkait kondisi tersebut. Ia mengatakan, kabut debu semakin parah akibat lalu lalang kendaraan. “Debu berterbangan ke udara. Kami pengguna sepeda motor dan pejalan kaki adalah pihak yang paling terdampak. Kami harus menahan rasa tidak nyaman akibat debu yang masuk ke mata, hidung, dan saluran pernapasan,” keluhnya.
Aser menambahkan, masalah utama adalah jalan yang belum diaspal dan kurangnya penyiraman jalan oleh petugas. “Jika dibiarkan berlarut-larut, bukan hanya kesehatan masyarakat yang terancam, tapi juga roda ekonomi lokal bisa terganggu,” imbuhnya.
Masyarakat berharap pihak berwenang segera turun tangan mengatasi masalah ini demi kenyamanan dan kesehatan bersama. Dampak masalah debu jalanan ini sangat dirasakan setiap hari.