TILATANG KAMANG – Akses terbatas petugas pemadam kebakaran (Damkar) diduga menjadi salah satu faktor lambatnya penanganan kebakaran yang melanda Jorong Patangahan, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Kamis (21/8). Api melalap habis rumah semi permanen milik almarhumah Nek Tisah sekitar pukul 10.30 WIB.
Menurut pantauan di lokasi, petugas Damkar dan masyarakat setempat menyarankan agar gapura atau gerbang kantor Wali Jorong dapat dihilangkan. Salah seorang petugas Damkar di lokasi kejadian mengatakan, gerbang tersebut terlalu rendah sehingga menghalangi akses mobil Damkar. “Mobil Damkar terpaksa harus mengambil rute memutar dari arah bukit kawin, yang tentunya memperlambat waktu tempuh ke lokasi kebakaran,” ujarnya.
Kebakaran tersebut memicu kepanikan warga setempat dan sekitarnya. Rumah yang dihuni Nana beserta anak-anaknya, ludes dilalap api. Lokasi rumah yang berdekatan dengan fasilitas umum seperti Masjid Ar-Rahman, sekitar 200 meter, dan rumah warga lainnya, membuat warga berbondong-bondong datang untuk membantu memadamkan api.
Kondisi kemarau panjang dan minimnya sumber air di sekitar lokasi kejadian menjadi kendala utama bagi warga dalam upaya pemadaman. Api dengan cepat membesar karena bangunan rumah yang sebagian besar terbuat dari papan kering.
Tiga unit Damkar dari Pos Biaro dan Sungai Tanang, serta satu unit Damkar dari Kota Bukittinggi, dikerahkan untuk memadamkan api. Setelah beberapa saat, api berhasil dipadamkan dan tidak merembet ke bangunan lain.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun seluruh harta benda di dalam rumah hangus menjadi abu. Pihak berwajib masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran.
Selain petugas Damkar, relawan PMI Kota Bukittinggi juga turut hadir di lokasi kejadian dengan membawa satu unit mobil PMI. Camat Tilatang Kamang, Kapolsek beserta Babinkamtibmas, Danramil beserta anggota, Wali Nagari Koto Tangah, Ketua Bamis Koto Tangah, dan sejumlah pejabat lainnya juga terlihat berada di lokasi untuk memantau situasi.