DomaiNesia

Nevi Zuairina: 80 Tahun Indonesia Merdeka, Momentum Bersatu, Berdaulat, dan Maju

www.domainesia.com

SEPUTARSUMBAR, Jakarta — Memasuki usia 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Anggota DPR RI Komisi VI dari Dapil Sumatera Barat II, Hj. Nevi Zuairina, menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menjadikan momentum ini sebagai pijakan untuk semakin bersatu, berdaulat, dan maju di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Menurut Nevi, pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR, 15 Agustus 2025 lalu, memberikan optimisme baru bagi rakyat Indonesia. Ia menilai terdapat tiga pesan kunci yang menjadi fondasi arah pembangunan ke depan, yakni determinasi kepemimpinan, orientasi kerakyatan, dan tekad kemajuan.

“Determinasi kepemimpinan Presiden Prabowo terlihat dari tekadnya memimpin langsung agenda strategis bangsa, termasuk pemberantasan korupsi, penegakan hukum yang adil, serta pengembalian kedaulatan negara atas sektor vital. Sikap ini sejalan dengan aspirasi rakyat yang menginginkan negara bersih dan kuat,” ujar Nevi.

Ia juga menekankan orientasi kerakyatan Presiden yang selaras dengan amanat Pasal 33 UUD 1945. Program-program seperti swasembada pangan, makan bergizi gratis, koperasi desa merah putih, sekolah rakyat, hingga penguasaan kembali aset nasional yang dikuasai korporasi, menurutnya merupakan langkah nyata yang berpihak pada rakyat banyak.

“Keberpihakan ini juga sesuai dengan Pasal 28H UUD 1945 yang menjamin hak setiap orang untuk hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, serta memperoleh pelayanan kesehatan dan lingkungan hidup yang baik,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Nevi menyoroti tekad kemajuan yang tercermin dari agenda transformasi sumber daya manusia dan teknologi. Digitalisasi pendidikan, pendirian sekolah unggulan, serta dorongan inovasi di bidang sains dan teknologi diyakini akan mengantarkan Indonesia menuju negara maju pada 2045.

Momentum HUT RI ke-80 juga bertepatan dengan pembahasan RAPBN 2026. Menurut Nevi, RAPBN bukan hanya sekadar dokumen fiskal, melainkan kontrak moral negara untuk memakmurkan rakyat.

“Anggaran harus responsif terhadap UMKM dan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi nasional, transparan, serta akuntabel agar setiap rupiah benar-benar memberi manfaat bagi rakyat,” tegasnya.

Nevi menegaskan, mengembalikan roh konstitusi seperti yang ditekankan Presiden merupakan upaya melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa: Indonesia yang berdaulat secara ekonomi, kuat secara politik, dan unggul dalam peradaban.

“Di usia 80 tahun kemerdekaan ini, mari kita bersatu mengawal arah pembangunan bangsa, memastikan kebijakan yang nasionalis dan konstitusional, serta membawa Indonesia semakin dekat dengan cita-cita Indonesia Emas 2045,” tutupnya. (**)