DomaiNesia
Ragam  

Uniknya Pengukuhan KBRG Kepri, Gunakan Prosesi Adat dan Tradisi Makan Bajamba

www.domainesia.com

Batam – Keluarga Besar Rumah Gadang (KBRG) Provinsi Kepri dikukuhkan dalam suasana prosesi adat Minangkabau di Ballroom D Golden Prawn, Bangkong, Batam, Sabtu (27/9/2025).

Interior gedung, sejak pintu masuk hingga ke ruang utama, dirancang seperti suasana di dalam rumah gadang rumah adat Minang. Para tamu dan undangan duduk bersila atau lesehan di lantai. Para penghulu atau datuk datang dengan busana adat, sementara tamu lainnya memakai baju teluk balango atau baju koko dengan sarung yang diselempangkan di leher.

Personalia KBRG Kepri pertama yang dipipin oleh H Nurman HMN Dt Rajo Basa ini dikukuhkan langsung oleh Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Prof. Dr. Fauzi Bahar Dt. Nan Sati bersama Gubernur Kepri H Ansar Ahmad, SE.MM, Dato Setia Bijaya Mahkota Negeri. Hadir juga Ketua Harian LKAAM Sumbar, Amril Amir Dt. Lelo Basa.

Suasana pengukuhan KBRG Kepri ini berlangsung khidmad karena dirangkaikan dengan acara melewakan gelar adat Nurman Dt Rajo Basa kepada seluruh perantau Minang di Provinsi Kepri. Unytuk diketahui, Nurman baru saja mendapat gelar adat di kampung halamannya, Pariaman, Sumbar, 13 September lalu.

Sejumlah tokoh jua terlibat dalam sambah-manyembah menggunakan rangkaian petatah-petitih yang sarat makna dan filosofi sepanjang acara berlangsung.

Begitu juga menu untuk para tamu menggunakan tradisi minang yang dikenal dengan makan bajamba. Makan bajamba menggunakan piring besar berdiameter 50 sentimeter yang disebut jamba. Setiap jamba dikwelilingi oleh lima atau enam orang. Tentu saja cara makannya mengguakan teknik khusus karena harus hati-hati agar nasi tidak tertumpah dari mulut.

Fauzi Bahar dalam sambutannya memuji pendidian KBRG Kepri ini karena bisa menjadi ikatan besar bagi ikatan-ikatan kecil yang tersebar di seluruh Kepri.

“Banyak organisasi dan paguyuban Minang di perantauan. Ada organisasi yang bersifat kedaerahan, ada organisasi luhak, organisasi suku-suku. Bundo kanduang pun banyak organisasinya. Lahirnya KBRG ini bisa menjadi pemersatu seluru organisasi Minang di Kepri. Ini adalah rumah Bersama, siapapun boleh naik rumah gadang. Kita harus kuat seperti pepatah, sadanciang bak basi, seciok bak ayam,” kata Fauzi yang pernah bertugas di Kepri ketika bertugas di TNI Aangkatan Laut ini.

Sementara Gubernur Sumatera Barat yang juga semenda orang Minang mengatakan, Kewpri adalah provinsi yang terdiri atas banyak suku. Selain Melayu, juga ada Jawa, Batak, Tionghoa, Bugis hingga Nusa Tenggara Timur. “Jumlah orang Minang di Kepri juga termasuk besar, sekitar 10,7 persen,” kata Ansar yang hadir bersama istri, Dwi Kumala Sari, yang terlihat anggun mengenakan pakaian adat wanita Minang.

“Hebatnya, masyarakat Kepri ini sangat rukun dan penuh sodilaritas. Itulah yang menjadi kekuatan Kepri ini. Kepri ini adalah provinsi yang paling rukun di Indonesia. Itulah yang terus kita rawat,” kata Ansar yang menyebut istri tercinta sebagai limpapeh rumah dan gadang.

Tentang KBRG

KBRG merupakan wujud dari mimpi dari berbagai tokoh organisasi dan paguyuban Minang di Kepri yang mengidam-idamkan lahirnya wadah pemersatu. Sebab, selama ini berbagai organisasi perantau terpisah-pisah. Sembilan pimpinan organisasi Minang dari tujuh kabupaten dan kota di Kepri kemudian menggagas untuk membentuk wadah tersebut.

Mereka kemudian menggelar Musyawarah Besar (Mubes) di Pacific Palace Hotel di Kota Batam pada 11 Mei 2025 lalu. Mereka adalah AKBP (Purn) H.Muhammad Maryon (Ketua Umum IKSB Batam) yang sangat aktif mendirikan warga Bersama ini, Mursal (Ketua Umum IKSB Pulau Kundur), H.Novi Hendri, SKM.MSc (Ketua Persatuan Keluarga Sumatera Barat Kabupaten Karimun, Jamalis, SPd.MPd (Ketua IKSB Kab Lingga).

Kemudian Zakirman, SPdI (Ketua Umum Perkumpulan Minang Sakato Bintan), Azimir Koto (Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Saiyo Bintan, H Khairullah (Himpunan Keluarga Minang Saiyo Natuna), serta Joni Hendri (Ketua Umum IKSB Anambas). Sembilan organisasi ini sepakat menamai wadah bersama itu dengan Rumah Gadang yang bermakna rumah barsama.

Mereka pun sepakat mendapuk H Nurman sebagai Ketua KBRG pertama sekaligus sebagai ketua formatur bersama 12 tokoh Minang lainnya, termasuk pimpinan sembilan organisasi tersebut.

Nurman menjelaskan, organisasi ini bukanlah induk dari organisasi-organisasi Minang yang sudah ada. Rumah gadang ini adalah wadah koordinasi bagi tokoh-tokoh organsasi tersebut untuk saling mendukung, saling bersilaturahmi,saling mengisi sehingga berjalan seiring untuk lebih kompak dan kuat.

“Kita bahkan mendorong agar seluruh organisasi perantau ini semakin kuat, solid dan mengakar. Karena dengan itulah kita bisa sama-sama menjaga adat-istiadat, baik di kampung dan di rantau,” kata pengusaha yang menetap di Tanjungpinang ini. (***)