Oleh : Dr H Febby Dt Bangso Sst.par M.Par QRGP , CFA
Ketua Harian IKAL LEMHANAS SUMBAR
Sumatera Barat tidak kekurangan potensi, yang kurang adalah keberpihakan. Kita bicara adat, kita bangga dengan nagari, tapi di saat yang sama, pembangunan masih saja dimulai dari pusat kekuasaan, bukan dari akar: dari nagari.
Nagari adalah pondasi. Kalau ingin Sumatera Barat kokoh, kuatkan nagarinya. Dan penguatan itu bukan dengan baliho dan festival adat semu, tapi dengan tindakan nyata. Adat jangan hanya jadi hiasan sambutan pejabat. Ia harus hidup dalam keseharian, dalam keputusan, dalam kepemimpinan.
Dana desa dan Alokasi Dana Desa (ADD) tiap tahun mengalir miliaran rupiah. Tapi tanpa pendampingan yang berkala dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia nagari, itu bukan pembangunan—itu hanya formalitas laporan. Jangan jadikan dana sebagai alat pencitraan, tapi sebagai alat transformasi. Dana yang tidak disertai dengar suara masyarakat, kolaborasi antar sektor, dan pendampingan yang serius hanya akan jadi proyek gagal yang berulang.
Pemda jangan lepas tangan. Menyalurkan dana bukan berarti selesai kerja. Justru di sanalah tugas dimulai: mendengar kebutuhan nagari, mendampingi dengan empati, dan menciptakan sistem kolaboratif antara nagari, pemuda, Bamus, KAN, dan perantau.
Pemuda jangan dibiarkan jadi pelengkap foto-foto program. Libatkan mereka dalam keputusan. Beri mereka ruang, bukan abaikan gagasan mereka. Mereka tahu bagaimana dunia berubah, dan mereka juga tahu bagaimana menjembatakan adat dengan inovasi.
Perantau jangan hanya disapa saat kampung butuh sumbangan. Mereka punya ide, jaringan, dan niat untuk membangun. Tapi selama sistem di ranah menutup pintu, gagasan-gagasan besar itu akan lari ke tempat lain. Sumatera Barat harus menjadi rumah yang terbuka untuk pulang, bukan dinding birokrasi yang dingin.
Kalau nagari dikuatkan, adat ditegakkan, SDM dipacu, dan perantau dirangkul, maka Sumatera Barat akan bangkit dengan jati dirinya. Tapi jika nagari dibiarkan lemah, dana dikelola asal-asalan, dan pemda terus bermain aman, maka ranah ini akan terus berjalan di tempat.
Bangun Sumbar dari nagari—dengarkan, kolaborasi, dampingi. Jangan tinggal di podium dan mengira kerja telah selesai.